Selasa, 28 Mei 2013

Jenis-jenis Pesan Komunikasi
        MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah
 “Pengantar ilmu komunikasi”

DOSEN PEMBIMBING :
 Ali Nurdin, S.Ag. M. Si
Oleh:
Fadel Muhammad Asror Zain     (B53212073)
Mauidhotul Mustavida         (B53212082)
Mukfiyah Ma’isyah             (B53212084)
Taufik Nur Lailya             (B5321208)

FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUNAN AMPEL SURABAYA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun bisa menyusun makalah dengan tema “jenis-jenis pesan komunikasi “. Makalah ini membahas tentang pengertian dan hal hal yang berkaitan dengan pesan komunikasi.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak, terutama kepada bapak Ali Nurdin, S. Ag. M. Si sebagai dosen pembimbing mata kuliah pengantar ilmu komunikasi.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
LATAR BELAKANG

A.    RUMUSAN MASALAH.
1.    Definisi pesan komunikasi verbal
2.    Definisi pesan komunikasi non verbal
3.    Pesan komunikasi nonverbal sbagai kajian yang menarik
4.    Fungsi komunikasi non verbal

B.    TUJUAN PEMBAHASAN.
1.    Mengetahui Definisi komunikasi verbal
2.    Mengetahui Definisi pesan komunikasi  non verbal
3.    Mengetahui pesan komunikasi nonverbal sebagai kajian yang menarik
4.    Mengetahui fungsi komunikasi  nonverbal






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pesan Komunikasi Verbal
    Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan maupun non lisan .
     Komunikasi verbal merupakan karakteristik manusia , dengan kata-kata manusia dapat menyampaikan beberapa arti yang dimaksudkan, kata juga dapat dimanipulasi untuk menyampaikan secar eksplisit sejumlah arti. Kata - kata dapat menjadikan individu menyampaikan ide sacara komprehensip dan tepat. Kata-kata memungkinkan  pengiriman banyak ide-ide melalui  melalui gelombang udara kepada orang banyak. Kata-kata memungkinkan menyatakan perasaan dan pikiran yang memungkinkan dapat dibaca orang beberapa menit atau beberapa abad sesudahnya.
     Kemampuan menggunakan komunikasi verbal secara efektif adalah sangat penting.karena dengan adanya komunikasi verbal memungkinkan adanya pengidentifikasian tujuan, pengembangan strategi dan tingkah laku untuk mencapai  tujuan.
Komunikasi verbal dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
a.    Komunikasi lisan yaitu suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan terhadap komunikan  untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Komunikasi ini dapat dilakukan dalam bentuk percakapan  interpersonal secara tatap muka, melalui telepon, radio dan lain sebagainya.
b.    Komunikasi tulisan yaitu: suatu keputusan yang disampaikan oleh komunikan melalui symbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau tempat lain yang bisa dibaca, kemudian disampaikan pada orang dimaksudkan. Komunikasi tertulis ini bisa melalui surat, memo, buku petunjuk dan lain sebagainya.
B.    Pesan Komunikasi Nonverbal
     Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
1.    Klasifikasi pesan nonverbal.
     Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:
a.    Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
b.    Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut:
a)    Wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk;
b)    Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan;
c)    Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi;
d)    Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.
c.    Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.
d.    Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:
a)    Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif;
b)    Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah;
c)    Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
e.    Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
f.    Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
g.    Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda.  
Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa.
a.    Pesan sentuhan dan bau-bauan.
     Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.
Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan –menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.
C.    Pesan Nonverbal Sebagai Kajian yang Menarik
     Pesan komunikasi non verbal sangat menarik untuk dikaji, karena objek utamanya disini adalah manusia itu sendiri. Dari situlah kita dapat membahas beberapa manfaat untuk mengetahui pesan nonverbal yang tersirat dari diri seorang manusia dalam setiap gerak tubuh komunikator dan pendengar.
     Menurut Ray L. Birdwhistell, 65% dari komunikasi tatap-muka adalah non-verbal, sementara menurut Albert Mehrabian, 93% dari semua makna sosial dalam komunikasi tatap-muka di peroleh dari isyarat-isyarat non-verbal. Dalam pandangan Birdwhistell, kita sebenarnya mampu mengucapkan ribuan suara vokal, dan wajah kita dapat menciptakan 250.000 ekpresi wajah. Secara keseluruhan, seperti di kemukakan para pakar, kita dapat menciptakan sebanyak 700.000 isyarat fisik yang terpisah, demikian banyak sehingga upaya untuk mengumpulkannya akan menimbulkan frustasi. Seperti bahasa verbal, bahasa nonverbalsuatu kelompok orang juga tidak kalah rumitnya. Bila kelompok-kelompok budaya yang memiliki sandi nonverbal yang berbeda ini berinteraksi, fenomena yang terjadi akan semakin rumit, sekalipun kelompok-kelompok budaya tersebut memahami bahasa verbal yang sama. 
     Tubuh manusia adalah transmisi utama dari kode-kode presentasional. Argyle(1972) mendaftar sepuluh kode-kode presentasional dan menyarankan bebrapa makna yang dapat mereka kirimkan.
a.    Kontak tubuh: siapa yang kita sentuh dan dimana serta kapan kita menyentuh mereka dapat mengerimkan pesan-pesan penting mengenai hubungan.
b.    Kedekatan jarak: seberapa dekat jarak kita dengan seseorang dapat memberikan pesan mengenai hubungan kita dengan orang tersebut.
c.    Orientasi: bagaimana kita menempatkan diri kita pada sudut tertentu terhadap orang lain adalah cara lain untuk menyampaikan pesan mengenai hubungan.
d.    Penampilan: Argyle membedakannya menjadi dua, yakni: aspek yang dapat di kontrol dengan mudah seperti: rambut, pakaian, kulit, cat. Dan aspek yang sukar dikendalikan seperti: tinggi badan, berat badan, dan lain-lain.
e.    Anggukan kepala: kode ini terutama di gunakan di dalam manajemen interaksi, terutama pada percakapan atau pidato yang saling bergantian.satu kali anggukan mungkin memberikan kesempatan pihak lain untuk terus bicara, sedangkan anggukan cepat mungkin mengindikasikan keinginan bicara.
f.    Ekspresi wajah: kode ini mungkin harus di jabarkan di dalam beberapa sub-kode dari alis, bentuk mata, bentuk mulut, dan ukuran lubang hidung. Hal-hal tersebut, di dalam bebagagi kombinasi, menentukan ekspresi wajah, dan memungkinkan untuk menulis ‘tata bahasa’ dari kombinasi dan makna dri sub kode tersebut. Menariknya, ekspresi wajah menunjukkan lebih sedikit variasi lintas budaya di banding kode-kode presentasional yang lain.
g.    Bahasa tubuh atau gesture: tangan dan lengan adalah transmisi utama dari bahasa tubuh, namun gerakan dari kaki dan kepala juga penting. Mereka terkoordinasi secara dekat dengan cara bicara dan komunikasi verbal tambahan yang lain.
h.    Postur : kita duduk, berdiri, dan berbaring mengomunikasikan serangkaian makna yang terbatas namun menarik. Kode-kode tersebut seringkali terkait dengan sikap sikap interpersonal: keramahan, agresivitas, superioritas,ataupun inferioritasyang semua dapat diindikasikan oleh postur.
i.    Gerakan mata atau kontak mata: kapan, seberapa sering, dan untuk berapa lama kita menatap mata seseorang adalah salah satu cara penting untuk mengirimkan pesan penting  mengenai hubungan, terutama terkait keinginan kita mengenai seberapa dominan atau dekat di dalam hubungan yang terjalin.
j.    Aspek non-verbal dari pembicaraan: terdapat dua kategori:
a.    Kode Intonasi(prosodic):yang mempengaruhi makna dari kata-kata yang di gunakan. Nada dan penekanan adalah kode-kode utama pada kategori ini. “Toko-toko buka pada hari Minggu” dapat dibuat suatu pernyataan, ataupun sebuah ekspresi tidak percaya dengan nada suara.
b.     Kode-kode paralinguistik: yang mengkomunikasikan informasi mengenai pembicara. Warna suara, volume aksen, kesalahan dan klecepatan bicara mengindikasikan kondisi emosional pembicara, kepribadian, kelas, status sosial, cara pandang dari pendengar , dan sebagainya.
D.    Fungsi Komunikasi Nonverbal
     Meskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi itu jalin menjalin dalam komunikasi tatap-muka sehari-hari. Sebagian ahli berpendapat, terlalu mengada-ada jika membedakan kedua komunikasi ini. Dalam komunikasi ujaran, rangsangan verbal dan rangsangan nonverbal itu hampir selalu berlangsung bersama-sama dalam kombinasi. Kedua jenis rangsangan itu diinterpretasikan bersama-sama oleh penerima pesan.
     Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat nonverbal.
     Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman menyebutkan ada lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yaitu:
a.    Emblem:
Gerakan mata tertentu  merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan,”Saya tidak sungguh-sungguh”.
b.    Ilustrator
Pandangan kebawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
c.    Regulator
Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan mata menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.
d.    Penyesuain
Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respons tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan.
e.    Affect display
Pembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.
Lebih jauh lagi, dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal mempunyai  fungsi-fungsi sebagai berikut:
a.    Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalny Anda menganggukkan kepala ketika Anda mengatakan “Ya,” atau menggelengkan kepala ketika mengatakan “Tidak,” atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan dapur.
b.    Memperteguh, menekankan atu melengkapi perilaku verbal. Misalnya Anda melambaikan tangan seraya mengucapkan “Selamat jalan,” “Sampai jumpa lagi ya,” atau Anda menggunakan gerakan tangan, nada suara yang meninggi, atau suara yang lambat ketika Anda berpidato dihadapa khalayak. Isyarat nonverbal demikian itulah yang disebut affect display
c.    Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi berdiri sendiri. Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah kedepan (sebagai pengganti kata tidak), ketika seorang pengamen mendatangi mobil anda atau anda menunjukkan letak ruang dekan dengan jari tangan, tanpa mengucap sepatah katapun, kepada seorang mahasiswa baru yang bertanya, “Dimana ruang dekan, pak?” Juga ekspresi wajah. Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frase inilah yang disebut emblem.
d.    Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya anda sebagai mahasiswa mengenakan jaket atau membereskan buku-buku, atau melihat jam tangan anda menjelang kuliah berakhir, sehingga dosen menutup kuliahnya.
e.    Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal. Misalnya seorang dosen melihat jam tangan dua-tiga kali, padahal tadi ia mengatakan bahwa ia mempunyai waktu untuk berbicara dengan anda sebagai mahasiswanya.













BAB III
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan
     Komunikasi verbal adalah komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan maupun non lisan.
     Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
     Pesan komunikasi non verbal sangat menarik untuk dikaji, karena objek utamanya disini adalah manusia itu sendiri. Dari situlah kita dpat membahas beberapa manfaat untuk mengetahui pesan nonverbal yang tersiarat dari diri seorang manusia dalam setiap gerak tubuh komunikator dan pendengar.
     Meskipun secara teoritis komunikasi nonverbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi itu jalin menjalin dalam komunikasi tatap-muka sehari-hari. Sebagian ahli berpendapat, terlalu mengada-ada jika membedakan kedua komunikasi ini. Dalam komunikasi ujaran, rangsangan verbal dan rangsangan nonverbal itu hampir selalu berlangsung bersama-sama dalam kombinasi.
B.    Saran dan Kritik
     Demikian makalah ini di susun untuk menyempurnakan tugas mata kuliah ilmu komunikasi. Mungkin dari setiap goresan tangan ada kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam segi bahasa. Kami selaku penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Kritik dan saran dari dosen adalah harapan yang selalu kami tunggu, demi sempurnanya makalah ini.
     Saran dan kritik : 
a.    presentasi baik,
b.    presentasi lebih menarik dari makalah,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar