Daftar Isi
A. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Manajemen............................................................2
B. Manajemen Risiko.....................................................................................................4
C. Manajemen Pemasaran..............................................................................................6
D. Sistem Informasi Manajemen bagi Usaha Group Bisnis...........................................7
E. Manajemen Operasi..................................................................................................8
F. Manajemen Produksi dan operasi.............................................................................9
G. Manejemen Keterampilan..........................................................................................10
H. Manajemen Informasi.............................................................................................11
I. Manajemen Jasa......................................................................................................13
J. Manajemen Perubahan...........................................................................................14
K. Daftar Pustaka.........................................................................................................17
1. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Ilmu manajemen mempunyai sejarah perkembangan sendiri seperti ilmu-ilmu lain. Melalui berbagai pendekatan dan teori manajemen, para ahli berusaha mengefisiensikan tugas manajer.
Di dalam ilmu manajemen dikenal tiga aliran yang yang masing-masing berusaha membantu manajer untuk memahami dan memimpin organisasi, serta mengatasi masalah-masalahnya. Tiga aliran tersebut adalah:
a) Aliran klasik (classical school). Aliran ini mempunyai dua cabang yaitu manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik (classical organization theory)
b) Aliran perilaku (behavioral school).
c) Aliran ilmu manajemen (management science school).
Selain tiga aliran tersebut, dalam perkembangan ilmu manajemen telah dikembangkan pula dua bentuk pendekatan yang berusaha mengintegrasikan ketiga aliran di atas dua pendekatan tersebut adalah:
a) Pendekatan sistem (system approach)
b) Pendekatan kontingensi (contingency approach).
A. Aliran Klasik
1. Manajemen Ilmiah
Aliran ini di pelopori oleh Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1871). Robert Owen berpendapat bahwa peningkatan kondisi karyawan dapat meningkatkan hasil produksi dan laba. Charles Babbage berpendapat bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja dapat meningkatkan produktivitas dan dapat menekan biaya menjadi lebih rendah. Dia juga mengatakan bahwa pekerja dapat dilatih sesuai keterampilan tertentu, dan harus bertanggung jawab terhadap bagian yang dikerjakan dengan keterampilan tersebut. Sampai saat ini masih di gunakan dalam kegiatan perakiatan.
2. Teori Organisasi klasik
Aliran ini di kembangkan oleh Henry Fayol (1841-1925) fayol mambagi dalam 6 kegiatan 5 fungsi sebagai berikut:
1) Teknis. Perusahaan menghasilkan suatu produk
2) Komersial. Perusahaan membeli bahan mentah dan menjual hasil produksi
3) Keuangan. Perusahaan mencari dan menggunakan modal
4) Keamanan. Perusahaan menjaga keselamatan karyawan dan kekayaan perusahaan
5) Akuntansi. Perusahaan mencatat dan melaporkan biaya, laba, liabilitas, dan membuat neraca.
6) Manajerial.
Sedangkan fuyol juga mebaginya kedalam 5 fungsi yakni:
1) Perencanaan (planning)
2) Pengorganisasian (organizing)
3) Pemberian perintah (commanding)
4) Pengkoordinasian (coordinating)
5) Pengawasan (controlling)
3. Aliran Perilaku
Tokoh aliaran ini adalah:
a) Hugo Munsterberg (1863-1916) sumbangan utamnya adalah penerapan psikologi dalam mebantu peningkatan produksi melalui 3 cara:
i. Mendapatkan orang yang cocok
ii. Menciptakan kondisi kerja yang baik
iii. Memotivasi karyawan
b) Elton mayo (1880-1949). Ia dikenal dengan eksperimen tentang perilaku manusia dalam situasi kerja. Eksperimen itu disebut eksperimen Hawthorne. Dari eksperimen ini disimpulkan bahwa perhatian khusus dapat meningkatkan usahanya. Gejala ini disebut Hawthorne effect.
4. Aliran Ilmu Manajemen
Aliran ini mengembangkan prosedur penelitian operasional (Operation Research=OR) dalam menghadapi masalah organisasi. Prosedur yang di gunakan mulai dari analisis masalah sampai denagan usulan kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Manajemen Risiko
A. Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko
Untuk memanajemeni risiko, pertama kali kita harus memahami arti kata risiko. Ada banyak definisi risiko yang de berikan untuk menunjukkan pengertian risiko, seperti di sebutkan berikut ini: (Hermawan Darmawi:1992)
a) Risiko adalah kemungkinan rugi. Peluang kerugian biasanya di gunakan untuk menunjukkan keadaan yang memiliki suatu keterbukaan terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian.
b) Risiko adalah ketidakpastian. Tampaknya ada kesepakatan risiko berhubungan dengan ketidak pastian. Jadi, adanya risiko karena adanya ketidak pastian. Oleh karena itu, ada penulis yang menyatakan bahwa risiko sama artinya dengan ketidakpastian.
c) Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan. Ahli statistik sudah sejak lama mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai di sekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata. Definisi risiko ini sesungguhnya merupakan versi lain dari definisi risiko adalah ketidakpastian, yaitu penyimpangan relatif merupakan suatu pernyataan ketidakpastian secara statistik.
d) Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil berbeda dari hasil yang diharapkan. Probabilitas objektif dimaksudkan sebagai frekuensi relatif yang didasarkan atas perhitungan ilmiah. Kunci dari definisi ini adalah risiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi bebrapa hasil yang berbeda dari yang di harapakan.
Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga. Dengan kata lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan risiko. Dan jika kita kaji lebih lanjut “kondisi yang tidak pasti “ itu timbul karena berbagai sebab, antara lain:
a) Jarak waktu antara dimulai perencanaan kegiatan sampai kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarak waktu makin besar ketidakpastiannya
b) Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan
c) Keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dan tehnik mengambil keputusan.
Sedangkan manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan, dengantujuan untuk memperoleh efektifitas dan efesiensi yang lebih baik.
B. Jenis-Jenis Risiko
Ada empat jenis risiko yang dapat dibedakan sebagai berikut:
a) Risiko murni. Yaitu risiko atau penyimpangan yang menimbulkan kemungkinan kerugian saja, misalnya seorang yang menginginkan umur panjang, akan terbuka kemungkinan mati lebih cepat atau mati muda. Risiko ini hanyalah mempunyai kemungkinan kerugian atau tidak mempunyai untung. Risiko ini adalah risiko murni karena hanya bergerak ke satu arah saja yaitu ke arah kemungkinan kerugian.
b) Risiko spekulatif. Yaitu risiko atau penyimpangan yangterjadi dapat menguntungkan atau dapat merugikan. Kejadian yang terjadi sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectation), ke salah satu dua arah. Artinya ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan adapula penyimpangan yang merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada maka maka dikatakan risiko itu bersifat spekulatif.
c) Risiko yang bersifat fundamental. Yang dimaksud adalah risiko yang kemungkinannyadapat timbul pada hampir sebagian besar anggota masyarakat, jadi akan bersifat dan menimpa sebagian anggota masayrakat dan pada perseorangan. Misalnya risiko terhadapa bahaya perang, gempa bumi.
d) Risiko tertentu. Merupakan risiko yang mengenai perorangan atau secara pribadi. Kategori resiko di bawah ini, yaitu rsiko harta dan risiko tanggung gugat juga dapat di masukkan dalam risiko pribadi.
e) Risiko harta. Risiko kerugian atas harta seperti pencurian mobil.
f) Risiko tanggung gugat (risiko tanggung jawab). Adalah kemungkinan bertanggung jawab secara hukum untuk membayar kerusakan terhadap orang atau barang orang lain.
3. Manajemen Pemasaran
Pada prinsipnya manajemen pemasaran mengerjakan dua fungsi yang saling berkaitan yaitu:
a. Merencanakan dan kemudian
b. Menerapkan rencana tersebut
Dalam menjalankan fungsi perencanaan, manajer pemasaran harus menetapkan tujuan(goals) atau sasaran (objectives) yang ingin dicapai, serta cara pencapaian tujuan tersebut. Kedua fungsi tersebut, bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran (target markets). Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai sebagai analisis tentang perncanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari program yang di buat untuk menciptakan, membangun , dan mempertahankan pertukaran dan hubungan-hubungan yang menguntungkan psar sasaran (target markets) denagn tujuan mencapai sasaran-sasaran organisasi. Dalam memasarkan hasil produksi tidak boleh lepas dari pandangan dasr kita, yaitu bertujuan untuk mencapai kepentingan semua orang yang berkepentingan denagn perusahaan. Untuk mencapai harga pasar yang setinggi-tingginya, perusahaan tidak boleh mengabaikan tanggung jawab sosialnya. Misalnya menjual hasil produksi yang berupa minuman dalam kaleng. Harus dipikirkan cara-cara untuk mempergunakan kaleng bekas minuman tersebut. Jangan sampai merusak kebersihan lingkungan.
Contoh perencanaan dalam manajemen pemasaran adalah sebagai berikut: sebelum perusahaan, dalam hal ini dijalankan oleh bagian pemasaran (marketing), melaksanakan aktivitas pemasaran terlebih dahulu perusahaan harus menetukan, melalui suatu penelitian pasar (market research) apa yang ingin dicapai dalam, misalnya tahun yang akan datang. Kemudian setelah tujuan tersebut ditetapkan, maka akan dibuatlah rencana kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran tersebut mencakup waktu yang telah ditetapkan. Rencana itu kemudian dipecah-pecah dalam rencana-rencana dengan waktu-waktu yang lebih pendek. Misalnya tiap triwulan, tiap bulan, tiap minggu.
Contoh pengorganisasian adalah sebagai berikut: setelah dibuat rencana yang mendetail, maka tibalah waktunya perusahaan tersebut memecah pekerjaan yang harus dilaksanakan, agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan ditetapkan dapat tercapai. Misalnya ditetapkan berapa jumlah salesman, berapa supervisor, dan pembantu-pembantu lainnya. Setelah itu, maka dikelompokkan kembali pekerjaan yang telah di pecah-pecah tersebut ke dalam kelompok-kelompok yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang kurang lebih sama atau yang berhubungan di bawah pimpinan seorang supervisor, atau manajer.
Akhirnya kelompok-kelompok (atau disebut devisi-devisi) digambarkan hubungannya satu sama lain melalui sebuah bagan organisasi, dan denagn demikian orang dapat melihat struktur organisasi.
Contoh tentang pengendalian adalah sebagai berikut: akhirnya semua aktivitas pemasaran yang dilaksanakan oleh bagian pemasaran tersebut harus selalu di monitor untuk mengetahui pakah yang dikerjakan pada saat tertentu adalah sesuai dengan yang direncanakan.
4. Sistem Informasi Manajemen Bagi Usaha Group Bisnis
A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Scott mengatakan bahwa, sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang komprehensif, terkoodinasi, dan terintegrasi secara rasional, yang dengan beragam cara mentransformasikan data menjadi informasi untuk meningkatkan produktifitas sesuai dengan gaya dan karakteristik manajemen suatu perusahaan, atas dasar suatu kriteria kaualitas yang telah ditetapkan. Definisi tersebut diatas menunjukkan bahwa sistem informasi yang dimiliki suatu perusahaan, pada prinsipnya ditujukan untuk memberikan jasanya kepada semua fungsi perusahaan (fungsi pemasaran, keuangan, produksi, dan sebagainya), berapa pengolahan data menjadi informasi yang berguna bagi proses pengambilan keputusan.
Dengan demikian, kualitas informasi merupakan suatu faktor penting yang berlaku bagi semua unit dan tipe organisasi. Kualitas informasi yang paling utama adalah:
a) Accuracy
Accuracy (akurasi) tidak hanya terbatas pada pengertian “1+1=2”, tetapi juga mengandung pengertian bebas dari kesalahan dan kekliruan serta bebas dari “bias”. Dalam kondisi ini middle managers harus dapat berperan sebagai “gate keepers” untuk menjaring berbagai informasi sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat.
b) Timeliness
Bagi penerima informasi, ketepatan waktu merupakan suatu atribut kualitas informasi yang sangat penting terutama dalam proses pengambilan keputusan. Ketepatan waktu ini mengandung pengertian bahwa penerima informasi dapat memperoleh informasi pada saat ia membutuhkan informasi tersebut.
c) Relevancy
Relevancy (relevansi) merupakan salah satu atribut kualitas informasi, yang secara spesifik menyangkut pemberian jawaban informasi yang dibutuhkan sesuai dengan apa yang diminta oleh pemakai informasi seperti pertanyaan berikut ini: “what, why, where, who, when, how?”. Perlu diperhatikan juga bahwa informasi yang relevan bagi pemakai informasi yang lain.
Pengertian informasi adalah tidak hanya terbatas berupa sejumlah angka akan tetapi terdiri dari data, image, text, dan dokumen serta informasi lisan.
5. Manajemen Operasi
A. Definisi Manajemen Operasi
Manajemen operasi bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan suatu fungsi operasi dan sistem transformasi yang digunakan. Manajemen operasi adalah kajian pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi. Pada definisi ini ada tiga hal yang dapat penekanan:
a) Fungsi. Didalam organisasi, manajer operasi bertanggung jawab mengelola departemen atau fungsi organisasi yang menghasilkan barang dan jasa. Fungsi operasi di perlukan sama seperti funsi lainnya, seperti fungsi pemasaran dan keuangan.
b) Sistem. Gambaran sistem tidak hanya menjadi pijakan untuk definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga sebagai dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi.
c) Keputusan. Definisi diatas mengacu pada pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen operasi. Lima keputusan utama manajemn operasi:
1) Proses
2) Kapasitas
3) Persediaan
4) Tenaga kerja
5) Mutu.
Itulah gamabaran dari manajemen operasi yang bisa saya tuliskan.
6. Manajemen Produksi dan Operasi.
A. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
Manajemen produksi dan operasi adalah seluruh aktivitas untuk mengatur dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi secara efisien untuk menciptakan dan menambah nilai dan benefitdari produk.
Menurut T. Hani Handoko (1992) manajemen produksi dan operasi dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengopersian, dan pengawasan sistem-sistem produktif. Kegiatan-kegiatan tersebut ssecara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pemilihan: Keputusan strategis yang menyangkut pemilihan proses melalui apa berbagai barang dan jasa akan diproduksi atau disediakan.
b) Perancangan: Keputusan-keputusan taktikal yang menyangkut kreasi metoda-metoda pelaksanaan suatu operasi produktif.
c) Pengoperasian: Keputusan-keputusan perancanaan tingkat keluaran jangka panjang atau dasar forecast permintaan dan keputusan keputusan schedulling pekerjaan dan pengalokasian karyawan jangka pendek.
d) Pengawasan: Produsen-produsen yang menyangkut pengambilan tindakan korektif dalam operasi-operasi produksi barang dan penyediaan jasa.
e) Pembaharuan: Implementasi perbaikan-perbaikan yang diperlukandalam sistem produktif berdasarkan perubahan-perubahan permintaan, tujuan-tujuan organisasional, teknologi, dan manajemen.
B. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan operasi.
Manajemen produksi dan operasi pada umumnya selalu terkait dengan aktivitas. Justifikasi pada pelaksanaan kegiatan sistem operasi produktif dapat dilakukan berdasrkan karakteristik berikut:
a) Efisiensi: Yang menyangkut pengertian ouput per satuan input. Seringkali disebut sebagai produktifitas dan diukur dalam satuan output yang dihasilkan per jam. Efisiensi berarti doing the thing right.
b) Efektivitas: Yaitu yang menyangkut dalam melakukan suatu proses. Seringkali disebut sebagai doing the right thing.
c) Kualitas: merupakan indikator yang menunjukkan tingkat keberhasilan kinerja dari output.
d) Tingkat keandalan dalam penyediaan output: yang bekaitan dengan waktu pengiriman kepada pelanggan.
e) Fleksibilitas: Menyangkut mudah tidaknya proses lain yang berbeda. Juga menunjukkan kecepatan memberikan respon positif dalam pembuatan produk baru atau perubahan volume output.
7. Keterampilan Manajemen
Keterampilan manajemen merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, perilaku, dan bakat untuk menyelesaikan suatu tugas. Keterampilan dipelajari dan dikembangkan melalui pengalaman, pelatihan, dan praktek.
Robert Kartz mengklasifikasikan keterampilan manajemen atas keterampilan teknis, hubungan masyarakat, dan konseptual yakni:
a) Keterampilan teknis: adalah segala keterampilan untuk membuat suatu produk atau menyediakan suatu jasa. Keterampilan teknis ini terutama diperlukan bagi tingkat manajemen lini pertama.
b) Keterampila hubungan masyarakat: meliputi hubungan dan interaksi denagn bawahan, rekan sekerja, atasan, dan pelanggan atau klien.
c) Keterampilan konseptual: adalah kemampuan manajer untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi kepemahaman organisasi yang lebih baik secara keseluruhan. Keterampilan konseptual terutama penting pada tingkat manajemen eksekutif (Skinner, 1992)
Henry Minzberg memberikan pengklasifikasian yang lebih luas. Ia memperluas keterampilan hubungan masyarakat ke dalam tiga kategori dan keterampilan konseptual terutama dalam liama kategori.
8. Manajemen Informasi
A. Pengertian Manajemen Informasi
Informasi adalah data yang telah memenuhi persyaratan teretntu utuk dijadikan rujukan bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya.
Syarat informasi ada 4 yaitu:
a) Akurat.
b) Relevan
c) Lengkap atau komplit.
d) Cepat secara periodik
Manajemen informasi adalah pengolahan data dimana didalamnya mencakup mencari, menyusun, mengkalsifikasikan, serta menyajikan berbagai data yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan perusahaan sehingga dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen. Dalam mengelola atau melakukan manajemen informasi, paling tidak terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah:
a) Sumber data yang relevan dan up to date. Sumber data harus senantiasa di-kini-kan. Sehingga tetap relevan denagn pengambilan keputusan oleh manajemen. Jumlah pelanggan pada tahun 1995 tentu saja menjadi tidak relevan untuk pengambilan keputusan di tahun 2004
b) Bagian yang bertugas mengolah dan memproses data. Karena banyaknya sumber dan jenis data yang diperlukan, diperlukansatu bagian khusus dari perusahaan yang bertugas untuk mengintegrasikan berbagai data yang diperlukan oleh perusahaan, sehingga bisa menjadi informasi yang berharga dalam pengambilan keputusan. Pada saat yang sama informasi tersebut dapat tersosialisai kepada seluruh bagian perusahaan.
c) Teknologi atau alat bantu proses pengolahan data menjadi informasi. Karena banyaknya informasi yang tersedia di masyarakat dari berbagai sumber, penggunaan alat bantu menjadi sebuah tuntutan untuk dilakukan oleh perusahaan sekiranya manajemen informasi yang di lakukan ingin akurat, cepat, dan tepat. Disinilah peran teknologi informasi diperlikan
B. Perkembangan Teknologi Komputer Dalam Memproses Informasi
Informasi yang akan di bahas dalam bab ini adalah informasi yangetelah mengalami proses pengolahan, pengklasifikasian, hingga penyajian tertentu sehingga bermanfaat bagi manajemen sebuah perusahaan dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan. Komputer adalah satu bentuk produk perkembangan teknologi yang hingga kini mampu melakukanproses pengolahan informasi secara cepat dan akurat. Hari ini, dunia bisnis tidak dapat mengabaikan manfaat dari sebuah komputer. Sebagai dapat di kemukakan sebagai berikut:
a) Dalam manajemen keuangan, jaringan komputer yang terkoneksi internet ke seluruh dunia memungkinkan sebuah perusahaan investasi mengetahui perkembangan terbaru mengenai informasi keuangan perusahaan lain secara instan, sehingga memudahkan perusahaan investasi tersebut merncanakan dan menentukan keputusan investasi.
b) Dalam manajemen pemasaran, komputer hari ini dipergunakan untuk melakukan riset pemasaran program-progaram komputer seperti SPSS, SHAZAM, SAS, E views misalnya dapat dengan cepat menyajikan analisis informasi terhadap data-data konsumen, pesaing dan lingkungan bisnis lainnya.
c) Dalam promosi dan dunai pengiklanan, beberapa program komputer seperti Adobe PageMaker, Corel Draw, Microsoft Publisher, dan lain sebagainya, sering kali digunakan oleh perusahaan dalam mendesain dan menyajikan bentuk pengiklanan yang menarik dan unik. Tidak hanya menari dan unik, informasi iklan ini bisa disajikan secara cepat dengan kemudahan komputer tadi.
d) Dalam akuntansi keuangan, beberapa progaram komputer akuntansi hari ini telah memudahkan perusahaan dalam melakukan poses pengumpulan, pengklasifikasian hingga pelaporan keuangan. Pencataan jurnal keuangan, ladger, hingga arus kas dapat dilakukan secara otomatis segera setelah pengguna memasukksan data-data yang diperlukan.
9. Manajemen Jasa
A. Pentingnya menejemen jasa
Jasa adalah sesuatu yang sifatnya intangible atau tidak dapat dihitung dan tidak dapat diraba, namun diinginkan oleh konsumen dalam konsumsi yang dilakukannya. Perasaan puas, senang, bahagia dan nyaman adalah sesuatu yang diharapkan oleh kunsumen sehubungan dengan jasa.
Sebagaimana dikutip oleh Dessler (2004), Karl Albrecht seorang ahli menejemen jasa mengatakan bahwa: mejemen jasa adalah pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam mewujudkan tercapainya kwalitas pelayanan atau jasa sebagaimana yang di inginkan oleh kunsumen, dan merupakan faktor pendorong utama dalam operasi bisnis.
Ada bebrapa alasan mengapa manajemen jasa menjadi penting, diantarnya adalah sebagai keunggulan kompetitif, menentukan jumlah konsumen, dan juga menentukan jumlah profit bagi perusahaan.
a) Jasa sebagai keunggulan kompetitif. Jasa merupakan salah satu keunggulan kompetitif yang saat ini digunkan oleh berbagai perusahaan dalam melakukan starategi diferensi dengan para pesaingnya.
b) Jasa seebagai penentu jumlah konsumen. Manajemen jasa yang buruk cenderung akan menyebabkan hilangnya konsumen bag perusahaan “bad service leads to lost costumer”.
c) Jasa sebagai penentu profit. Berkurangnya jumlah konsumen dengan sendirinya akan menyebabakan berkurangnya profit yang dapat diperoleh perusahaan, karena perusahaan tidak bisa mempertahankan konsumennya untuk tetap loyal pada perusahaan, disebabkan jasa yang disajikan buruk.
B. Tiga Prinsip dari Karl Albercht
a) Strategi pelayanan yang baik. Satu prinsip dasar yang harus dipahami oleh perusahaan jasa adalah bahwa setiap orang inigin di perlakukan dengan baik.
b) Penempatanm orang yang berorientasi pelanggan. Agar pelayanan atau jasa yang baik ditunjukkan dan dapat dirasakan oleh konsumen, maka perusahaan menempatkan para petugas di depan (front liner) dari orang yang memiliki orientasi terhadap pelanggan, yaitu orang yang menyadari bahwa pwlanggan begitu penting bagi perusahaan sehinnga perlakuan yang baik bagi pelanggan sangat di perlukan.
c) Penerapan sistem pelayanan yang bersahabat. Konsep sistem pelayanan yang bersahabat ini cukup sedrhana. Bila pelanggan maerasa bahwa perusahaan telah memperlakukan mereka secara bersahabat, maka perusahaan tidak perlu bersusah payah untuk meyakinkan pelanggan untuk membeli produk mereka.
10. Manajemen perubahan.
A. Definisi Manajemen Perubahan.
Perubahan atau change bisa didefinisikan sebagi “jendela yang memberikan jalan kepada masa depan untuk mendatangi anda”. Manaejemen perubahan adalah manajemen perusahaan yang dilakukan sebagai pola dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis.
B. Enam Langkah dalam Manajemen Perubahan
a) Envisioning. Merupakan langkah pertama dimana manajer memberikan inspirasi dan ide mengenai perubahan kepada staf manajemen di perusahaan.
b) Activating. Proses sosialisasi dari inspirasi dan ide mengenai perubahan yang harus di lakukan kepada seluruh bagian organisasi sehingga seluruha anggota organisasi perusahaan menyadari penuh perlunya perubahan dilakukan untuk memastikan masa depan perusahaan.
c) Supporting. Melakukan identifikasi akan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk perubahan yang akan dilakukan dalam manajemen perusahaan. Sumber daya ini dapat berupa sumber daya fisik, sumber daya manusia, ataupun metode mutakhir untuk melakukan perubahan.
d) Installing. Setelah ide dan rencana perubahan diidentifikasi, maka langkah berikutnya adlah pengambilan keputusan mengenai perubahan yang akan dilakukan, untuk kemudian disosialisasikan untuk dijalankan di seluruh bagian perusahaan.
e) Ensuring. Memastikan seluruh kegiatan atau rencana berjalan dengan baik.
f) Recognizing. Langakah terakhir dari manajemen perubahan adalah melakukan identifikasi atas apa yang belum dilakukan dan menentukan apa saja yang belum tercapai oleh perusahaan sehubungan dengan perubahan yang terjadi.
C. Beberapa Kendala dalam Menjalankan Manajemen Perubahan.
a) Kendala dari faktor manusia. Beberapa faktor yang mempengaruhi sumber daya manusia adlah: kepemimpinan dan manajer beranggapan bahwa dirinya merasa pintar.
b) Kendla faktor organisasi. Struktur organisasi yang snagat hierarkis dan birokrasi yang kaku menjadi salah satu kendala pmanajemen perubahan.
Daftar Pustaka
Anoraga Pandji, Manajemen Bisnis,Jakarta:PT Rineka Putra, 1997..
Go Marcel, Manajemen Group Bisnis, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992.
Kadarman,A.M dkk, Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Sule Erna Tisnawati, dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Tunggal Amin Widjaja , Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta: PT Rineka Cipta,1993.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar